Baru Mulai Bisnis? Kenali Jenis-Jenis Pinjaman dalam Dunia Bisnis

5 min read

Di era pandemi seperti sekarang ini, mulai banyak orang yang memulai bisnis. Membuka kafe untuk ngopi, bisnis franchise, sampai jualan produk online merupakan pilihan yang paling sering diambil.

Untuk orang beruntung yang sudah memiliki modal yang besar, memulai bisnis seperti ini tidaklah sulit. Tapi, bagaimana untuk orang yang tidak punya modal? Mencari pinjaman adalah salah satu solusinya.

Kita tidak boleh sembarangan ketika mencari pinjaman. Hal pertama yang harus kita ketahui adalah jenis pinjaman yang ingin kita ambil beserta besar bunganya. Setelah semuanya oke, baru kita pelajari syarat dan ketentuannya. Pada artikel ini, kita akan membahas seputar jenis pinjaman tersebut, plus dan minusnya, dan apakah pinjaman ini cocok untuk kamu.

Debt Financing

Sistem pinjaman modal usaha debt financing sering juga kita kenal dengan istilah hutang. Sistem pinjaman seperti ini sangat umum kita temukan dan mungkin kita pernah menggunakannya. Dulu, hanya bank yang bisa memberikan pinjaman secara legal, tapi sekarang, sudah ada banyak fintech yang menawarkan jasa peminjaman atau permodalan seperti ini juga.

Proses pengembalian dana pada sistem hutang seperti ini biasanya dilakukan setiap bulan. Nominal beserta bunga yang harus dibayar akan tetap setiap bulannya (flat).

Plus dari hutang atau debt financing:

  • Karena biaya per bulan yang harus dibayar tetap, maka pengeluaran bisa direncanakan terlebih dahulu.
  • Tidak mengambil porsi saham dari bisnis kamu.
  • Bunga yang ditawarkan rendah.

Minus dari hutang atau debt financing:

  • Proses pencairan dana cukup ketat dan tergantung dari credit rating bisnis kamu.
  • Biasanya membutuhkan jaminan dari pemilik bisnis.
  • Gagal dalam pembayaran bisa berakibat ke hilangnya aset bisnis kamu.

Equity Financing

Sistem pinjaman equity financing adalah sistem pinjaman dengan menukarkan porsi saham dari bisnis kamu dengan modal atau dana dari pihak peminjam atau investor. Pada sistem ini, kamu sebagai pihak yang meminjam tidak diwajibkan untuk membayar kembali modal yang sudah dipinjamkan. Sebagai gantinya, pihak yang meminjamkan dana akan memiliki sebagian saham dari bisnis kamu dan memiliki suara dalam pengambilan keputusan untuk perkembangan bisnis kamu.

Sistem equity financing seperti ini sangat umum ditemui di startup yang baru merintis. Biasanya, startup tidak akan bisa mencatatkan keuntungan setiap bulan saat baru didirikan dan akan kesulitan jika meminjam uang dari bank yang secara ketat melihat arus dana. Karena alasan inilah, para perintis startup ini memilih pinjaman dengan sistem equity financing.

Plus dari sistem equity financing:

  • Peminjam tidak memiliki kewajiban untuk mengembalikan dana atau modal yang sudah dipinjamkan.
  • Tidak memberikan beban finansial ke bisnis yang sedang dibangun.
  • Tetap berpeluang untuk mendapatkan pinjaman meskipun bisnis kamu masih belum mendapatkan keuntungan setiap bulannya.

Minus dari sistem equity financing:

  • Kamu tidak lagi memiliki kontrol penuh terhadap bisnis yang sedang dibangun karena ada pihak lain yang juga memiliki saham bisnis kamu.
  • Jika bisnis mencatatkan keuntungan, maka keuntungan ini juga harus dibagikan ke para pemegang saham.
  • Untuk memiliki perusahaan secara penuh, kamu harus membeli lagi saham yang dimiliki oleh pihak yang meminjamkan dana. Biasanya biaya untuk pembelian kembali saham ini akan lebih tinggi daripada saat sebelum meminjam.

Revenue-Based Financing

Sistem pinjaman revenue-based financing sering juga disebut dengan istilah pinjaman bagi hasil atau bagi keuntungan. Pada sistem pinjaman seperti ini, bunga yang harus kamu bayar per bulan tidak tetap setiap bulannya seperti di debt financing, melainkan tergantung dari performa penjualan (revenue) atau bisnis kamu pada bulan tersebut. Bunga yang dibayar akan berbeda jika kamu untung 1 juta dan juga untung 5 juta. Jadi, semuanya lebih fleksibel dalam sistem ini.

Plus pinjaman bagi hasil atau revenue based financing:

  • Pembayaran bulanan lebih fleksibel.
  • Bunga yang diberikan biasanya lebih rendah dan cocok untuk kamu yang bisnis kecil atau UMKM.
  • Tidak mengambil kepemilikan (tidak meminta saham dari bisnis atau perusahaan kamu).

Minus pinjaman bagi hasil atau revenue based financing:

  • Proses seleksi untuk mendapatkan pinjaman biasanya lebih ketat karena tidak sembarangan bisnis yang bisa didanai.
  • Nominal dana yang ditawarkan biasanya tidak sebesar investor pada equity financing.

Apa Jenis Pinjaman yang Cocok untuk Saya?

Jika sudah mengetahui tiga jenis financing di atas, maka kamu bisa lebih berhati-hati dalam mengajukan pinjaman. Jika bisnis yang baru kamu mulai masih memiliki keuntungan yang rendah, tidak ada salahnya mencoba revenue-based financing atau bagi hasil. 

Kalau bisnis kamu sudah sangat besar dan memiliki keuntungan yang tinggi setiap bulannya, maka tidak ada salahnya mengajukan debt financing atau hutang. Kemungkinan besar nominal bunga yang harus dibayarkan akan lebih kecil daripada dengan sistem bagi hasil.

Jika kamu ingin membangun startup dan tidak yakin akan mendapatkan keuntungan dalam 3-10 tahun kedepan, maka jenis pinjaman equity financing sangat cocok untuk kamu!

What kind of founder are you??
Take the quiz to find out.

What kind of founder are you?
Take the quiz to find out

Scroll to top